Selasa, 23 Juni 2009

Legasthenie,

Legasthenie,

Kesulitan Belajar Menulis

(oleh Nurina. UNDIP dalam majalah psikologi plus volume III No 4/ oktober 2008)

Di kalangan ogang tua kini timbul kecenderungan untuk mengajarkan membaca lebih dini kepada anak mereka. Hal ini dimaksudkan agar kelak ketika anak masuk usia sekolah, mereka dapat dengan mudah mengukuti palajaran. Membaca memang membuat pengetahuasn anak bertambah luas dan meransang daya khayal mereka. Namun tidak jarang hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Pertanyaannya adalah apakah mengajarkan membaca sejak dini pada anak dapat memberikan keuntungan atau justru merugikan?

Belajar membaca merupakan kegiatan yang majemuk. Mula mula seseorang harus mengerti huruf atau symbol. Setelah itu dia belajar merangkaikan huruf tersebut menjadi kata yang mempunyai arti. Akhirnya dia harus berusaha agar dapat memahami kata tersebut kedalam suatu rangkaian kata yang disebut kalimat secara utuh. Itulah ssebabnya, didalam proses membaca sering dijumpai suatu gejala yang disebut legasthenie. Legasthenie ini timbul karena anak tidak dapat merangkaikan hufur- huruf dengan benar. Dengan kata lain, anak- anak kesulitan untuk merangkaikan huruf dengan benar. Mengajarkan membaca secara dini pada anak dikhawatirkan dapat menimbulkan gejala legasthenie.

Menurut Prof. Kratzemeiner, seorang psikolog dari Jerman mempunyai pendapat yang berbeda. Belajar membaca lebih dini katanya justru menghilangkan bahaya tinbulnya legasthenie. Sebab dalam proses ini anak sudah mempelajari bagaimana cara menganalisa kumpulan huruf- huruf.

Membaca sejatinya adalah kemampuan menangkap apa yang diungapkan dalam tulisan, untuk memahami arti dan menafsirkannya ungkap Prof. Leo Roth dari universitas Bremen, yang memimpin tim untuk menciptakan metode beljajar membaca paling mutakhir. Lepas dari hasil yang dicapai, Prof. Leo mengatakan bahwa belajar membaca erat hubungannya dangan kemampuan mendengarkan dan berbicara. Kedua hal ini adalah keahlian dasar dari proses belajar membaca dan menulis secara keseluruhan. Apabila setiap bunyi dapat dibedakan dengan jelas, barulah bunyi itu dapat digambarkan dengan huruf- huruf. Dengan demikian untuk dapat mengajarkan membaca yang baik pada anak perlu pula dikaitkan atau dikombinasikan dengan latihan mendengarkan dan berbicara.

Belajar membaca lebih dini pada dasarnya tidak menimbulkan bahaya. Akan tetapi, apabila orang tua mengharapkan prestasi sang anak pada masa ini,maka hal ini justru akan membuat anak merasa terbebani dan tertekan. Obsesi orang tua justru akan membuat anak tidak nyaman. Belajar membaca lebih dini perlu diberikan jika sang anak memang menginginkannya. Dengan kata lain, keinginan untuk belajar membace timbul dari dalam diri anak sendiri, bukan karena paksaan bari luar. Cara mengajarkan membaca juga harus menggunakan cara ataupun metode serta media yang tepat. Misalnya, dengan menggunakan huruf- huruf yang terbuat dari balok warna warni. Bisa juga dengan menggunakan lagu. Hal ini penting karena dapat nenarik perhatian anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar